Wednesday, November 26, 2014

"Anak Muda, Menjelajahlah!"

November 26, 2014 0 Comments
Dua hari yang lalu, ketika sedang merasa 'lelah' dengan aktivitas yang begitu-begitu saja, aku menemukan artikel ini. dan akhirnya perlahan semangat-semangat baru kembali hadir di diri aku juga mimpi-mimpi yang sempat tertunda kembali memenuhi otakku. Gatal banget tangan ini untuk segera me-reblog kekerenan tulisan ini. Selamat Membaca!

Gambar dari designmalin.com

dari madeandi.com yang berjudul Anak Muda, pergilah! Tinggalkan Indonesia

Ada seorang perempuan muda duduk dan sedang membaca buku. Dia takzim menyimak kata demi kata di buku itu dan sesekali melingkari lokasi-lokasi di peta yang menghiasi halaman yang sedang dibacanya dengan pena. Dari wajah dan buku yang dibaca, saya duga dia orang Jepang atau mungkin China. Entahlah. Saya duduk di sebelahnya, sebentar lagi pesawat akan terbang dari Jakarta ke Jogja. Perempuan muda itu menoleh sekilas, tersenyum sesaat lalu tenggelam lagi dalam bacaannya. 
“In a holiday?” tanya saya setelah mengencangkan sabuk pengaman. Saya tidak menoleh, hanya melirik saja, sekedar untuk memulai percakapan. Rasanya aneh jika tidak menyapa orang yang duduk di sebelah saya dalam sebuah perjalanan yang berlangsung satu jam. “Yes”, katanya sambil menengok. Mungkin dia tidak menyangka saya akan menyapanya. “I hope you enjoy Indonesia” kata saya singkat sambil tersenyum. “Yes” katanya singkat dan berhenti membaca. Dari jawabannya saya bisa tahu, Bahasa Inggrisnya tidak lancar tetapi dia berusaha dengan baik.
Merasa ada yang tertarik mengajak bicara, dia merespon dengan baik. Saya akhirnya tahu, dia dari Jepang. Usianya mungkin masih awal duapuluhan, masih terliat sangat muda. Dia mengenakan topi dengan baju tanpa lengan, nampak sporty dan sedikit tomboy. Dia menceritakan sudah pernah ke Indonesia sebelumnya dan ini adalah kali kedua. Katanya juga, dia punya waktu tiga hari libur dan memanfaatkannya untuk mengunjungi Indonesia. Dia bekerja di sebuah perusahaan yang saya tidak pernah dengar namanya. Mungkin bukan perusaan besar, meskipun katanya ada cabangnya di Jakarta. Perusahaannya memproduksi tinta untuk percetakan. 
Di sela-sela percakapan dia tekun menyimak buku, menandai nama-nama tempat dan melingkari lokasi-lokasi yang dianggapnya penting. Dia baru petama kali ke Jogja, dengan Bahasa Inggris yang seadanya dan melakukan rencana perjalanan sendiri tanpa dibantu siapapun. Modalnya adalah buku Lonely Planet versi Bahasa Jepang. Dia dengan fasih menjelaskan bahwa dia akan tinggal di sebuah hotel di dekat tugu yang informasinya diperoleh dari Internet. “Trans Jogja” katanya ketika saya tanya bagaimana dia akan menuju hotel dari bandara. Dia juga bisa menjelaskan arah dan rute ke Borobudur dan Prambanan yang akan dikunjunginya di hari pertama nanti. Dia nampak siap, meskipun, sekali lagi, dengan Bahasa Inggris yang mengenaskan. 
Melihat dia berjuang untuk mengucapkan setiap nama tempat dan berusaha mengingat-ingat nomor bus yang akan dinaikinya, tidak tega rasanya untuk tidak berbasa-basi menawarkan bantuan. “I might be able to take you to the hotel. My wife will pick me up at the airport. She will be happy to drive you off.” Dengan sopan dan terbata dia menjawab “no, thanks. I want by myself. Adventure” dengan senyum khas cewek Jepang, meringis dan sopan. Saya terkesima. Atau mungkin karena dia tidak percaya pada saya. Tapi anggap saja bukan itu perkaranya.
Seorang anak muda Jepang, datang ke sebuah negeri asing dengan Bahasa Internasional yang mengenaskan. Dia menjelajah hanya mengandalkan buku dan peta yang mungkin tingkat akurasinya tidak begitu tinggi. Dia memasuki lingkungan asing yang ribuan kilometer jauhnya dari kenyamanan rumahnya di Jepang hanya untuk memuaskan rasa penasarannya. Untuk menyempurnakan petualangan itu, dia menolak menerima kemudahan karena ingin melatih naluri bertualangnya. Perempuan itu mengingatkan saya pada para mahasiswa saya, anak anak muda warga negara kepulauan terbesar di dunia: Indonesia. 
Beberapa waktu lalu saya menggunakan pendekatan Renald Kasali dengan bertanya “siapa yang sudah memiliki paspor” ketika mengajar di kelas. Hanya sedikit yang angkat tangan. Mereka mungkin belum siap menjadi warga dunia yang menganggap pergi ke Klaten itu tidak berbeda dengan pergi ke Singapura. Saya katakan, Indonesia ini nomor 16 dunia, nomor 5 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara dalam hal PDB. Presiden kita duduk bersama 19 pemimpin dunia lainnya untuk menentukan arah ekonomi dunia. Pertanyaannya, sudahkan anak mudanya memiliki mental dan kesadaran itu? 
“Bahasa Inggris saya belum lancar Pak” kata seorang mahasiswa ketika saya tanya mengapa tidak bepergian ke luar negeri, di luar persoalan keuangan. Mengapa kita harus takut hanya gara-gara tidak lancar berbahasa Inggris? Percayalah, kita tidak akan mati hanya gara-gara tidak bisa mengatakan nama makanan saat pergi ke sebuah restoran. Bukankah bahasa yang paling penting di dunia itu adalah bahasa understanding? Bukankah setiap orang dikarunia kemampuan bahasa isyarat secara alami, jika terpaksa? Ini jelas bukan persoalan kemampuan bahasa internasional tapi soal mental. Seorang penakut tidak akan pernah merasa siap untuk lepas dari pelukan ibunya, meski dilengkapi banyak uang dan kemampuan bahasa internasional yang mumpuni. 
Saya tidak bisa berbahasa Perancis, Belanda atau Jerman namun bisa selamat ketika tersesat di Belgia. Bagaimana caranya? Google Translate dari HP menyelamatkan saya. Yang diperlukan hanya keteguhan hati untuk bertahan maka sisanya adalah catatan sejarah yang akan berwarna dan mengesankan ketika dibaca di kemudian hari. Bayangkanlah betapa lebih hebatnya menceritakan tersesat di sebuah negeri asing yang memacu adrenalin dibandingkan bercerita tetang mengantar mamah untuk pedicure di salon dekat rumah. Bayangkanlah betapa jauh lebih dasyat menceritakan hampir ketinggalan pesawat di sebuah bandara kecil di Vietnam dibandingkan menulis status “folbek dong kakak” dengan wajah memelas dan tak pernah berbalas. 
Tidak punya uang? Ini memang jadi persoalan. Ingat, untuk pergi ke Malaysia atau Vietnam, kini bisa kurang dari satu juta pp jika ada tiket promo. Sejuta memang mahal tetapi sadarkah kalau itu artinya sama dengan menabung 100 ribu setiap bulan selama 10 bulan? Kiriman orang tua pas-pasan? Bisa bekerja paruh waktu di warnet terdekat, bisa membantu dosen untuk penelitian atau menjadi asisten yang dibayar 100 ribu per bulan, bisa berhemat dengan naik sepeda ke kampus sehingga tidak perlu beli bensin untuk motor, bisa berhemat dengan ketat sehingga bisa menyisihkan 100 ribu sebulan tanpa harus menghasilkan uang tambahan, atau kendalikan nafsu nonon di XXI beberapa kali saja. Tidak bisa juga? Hidup Anda mungkin memang amat sangat sulit dan saya bersimpati tetapi bisa juga karena Anda seorang pemalas stadium tinggi. Jika bekerja keras adalah hal yang Anda takutkan maka itu adalah cerita lain!
Jika bisa memutar ulang waktu, saya akan tiru aksi Yukiko, perempuan muda dari Jepang itu. Saya akan jelajahi Asia Tenggara. Saya akan bekerja keras berhemat dan menabung selama satu semester sehingga di liburan semester saya bisa menghirup udara Orchard Road di Singapura. Saya akan duduk santai menikmati air mancur di taman KLCC di Kuala Lumpur sambil melewati senja yang temaram meski perut lapar tidak bisa beli makan malam. Saya akan berjuang di ruwetnya kemacetan lalu lintas di Bangkok sebelum menikmati tomyam murahan di kaki lima. Saya akan gendong ransel lusuh saya saat menyusuri jalanan berdebu di Ho Chi Minh City dan menikmati gorengan yang tak ubahnya dengan Jogja. Saya akah habiskan uang yang biasanya saya gunakan untuk nongkrong di sebuah cafe di jalan Kaliurang untuk berbelanja di pasar apung Thailand. Saya akan terapkan keterlatihan saya berpuasa setiap Ramadhan dengan hanya minum air putih saat menjelajahi jalanan Singapura dengan berjalan kaki dan hanya berbekal berberapa botol air putih. Saya akan habiskan uang yang biasanya saya gunakan untuk beli voucher game online untuk membayar hotel murah di Hanoi yang seharga 10 dolar Amerika semalam. Saya akan penuhi instagram saya dengan foto selfiedi dalam jeepney Filipina yang sumpek, bukan dengan foto-foto gaya narsis di sebuah mall yang bersih tapi gersang. Saya akan lakukan hal-hal yang ketika saya ceritakan membuat saya bangga, heroik dan berarti. 
Untuk apa ke luar negeri? Untuk memenuhi rasa penasaran. Untuk membuktikan bahwa saya hidup di negeri yang gemah ripah loh jinawi. Untuk membuktikan bahwa saya hidup di zamrud katulistiwa yang tidak dikelilingi lautan tetapi kolam susu. Untuk membuktikan bahwa negeri ini memang subur makmur sehingga tongkat kayu dan batu pun jadi tanaman. Untuk membuktikan bahwa negeri ini adalah negeri yang toleran, memberi ruang hidup kepada orang dengan keyakinan yang berbeda. untuk membuktikan bahwa orang-orang di negeri saya ramah tamah dan santun bukan buatan. Untuk membuktikan bahwa apa yang saya baca tentang negeri saya di buku PPKN dan PMP benar adanya. 
Anak muda, menjelahlah. Arungi dunia. Jangan hanya berhenti di pinggir pantaimu yang indah. Dunia adalah sebuah buku. Orang yang tidak menjelajah hanya mengetahui sampulnya saja. Kamu adalah warga negara kepulaun terbesar di dunia dengan seperempat miliar manusia. Negeri ini akan menjadi 7 besar kekuatan dunia saat generasimu menjadi eksekutif muda. Kamu akan duduk rapat dengan orang-orang yang warna kulitnya berbeda. Kamu akan memimpin sebuah tim yang anggotanya bermacam-macam warna paspornya. Kata-katamu tidak hanya akan menentukan nasib segelintir orang di sekitarmu tetapi bisa menimbulkan gejolak di pasar modal di New York. Apa yang kamu dan genarasimu lakukan akan menjadi tajuk rencana di koran-koran dunia dan para pembaca akan dengan serius menjadikannya catatan untuk langkah mereka selanjutnya. Kamu adalah generasi seperti halnya Yukiko yang tidak gentar menjelaji lorong-lorong sepi di negeri asing karena berbekal rasa penasaran yang hebat. 
Tinggalkanlah Indonesia untuk menghirup udara semesta raya. Kibarkanlah merah putih di negeri-negeri asing yang jauh hingga para penyimak terpana. Lalu suatu saat nanti kembalilah ke pangkuan ibumu. Tersenyumlah karena kamu sudah tahu dunia. Akan kamu nikmati caci maki serta puja puji teradap bangsamu dengan senyum yang sabar. Bukan karena kamu takut tetapi karena kamu sudah melihat dengan mata kepalamu sendiri bahwa bahwa kamu adalah anak negeri Zamrud Katulistiwa yang tak punya alasan untuk tunduk apalagi teraniaya oleh negeri manapun. Kamu, seperti juga Yukiko, menolak kemudahan karena kamu tahu itu akan memanjakanmu dan membuatmu lantak binasa di satu ketika.

Gimana? Setelah baca ini, mimpi-mimpi yang sempat tertunda secara tibatiba kembali memenuhi otakmu, kan? Aku juga.


Rumah, 3:30 PM
Fly High!

Thursday, November 20, 2014

POSTCARD-POSTCARD PERTAMA!

November 20, 2014 0 Comments
Tepat di 9 Oktober 2014 lalu, aku iseng-iseng buat akun di postcrossing. Berawal dari menonton acara berita di salah satu televisi swasta yang sedang meliput suatu komunitas, kemudian aku tertarik untuk ikut bergabung di dalamnya.

Komunitas ini berisi orang-orang yang suka bertukar pos atau disebut postcrosser, bukan cuma berkirim sesama asli indonesia, tapi bertukar kartu pos dengan manusia-manusia di luar negeri sana. Jadi, tak jarang kartu pos yang mereka kirim lebih keren daripada pengirim, secara kartuposnya sudah melanglang buana mengelilingi dunia sedangkan pengirimnya mungkin masih disitu-situ aja =p Gapapalah ya, pasti pengirim juga akan termotivasi kan buat menyusul kartuposnya berkeliling dunia~

Di website yang tadi aku kasih tau itu berisi akun-akun seluruh postcrosser di dunia. Tak jarang mereka juga pengoleksi perangko juga loh, yah suatu hobi yang menurutku sudah jarang ya ditemukan di bumi Indonesia. Oiya, karena aku masih newbie aku harus mengirim 5 kartu pos ke LN, negara-negara mana yang harus aku kirim itu sudah diatur oleh si sistem website, pokoknya aku dapat alamat-alamat yang harus aku kirimi kartu pos. Nah, negara-negara yang beruntung dapat kartu pos dari aku itu Jerman (3) dan Rusia (2). Kalau kartu pos ini sudah mendarat di tempat yang dituju, si penerima akan melapor ke postcrossing dan aku tercatat deh sudah mengirim kartu pos. Kata web nya sih, kalau aku sudah kirim 5, nanti aku akan mendapat 6 kartu pos official dari negara-negara di luar sana, negaranya random juga. Masalahnya kartu pos ini berapa lama akan sampai atau bahkan sampai atau tidak, ga ada yang tahu selain Allah dan tukang pos, hoooo.

ini dia penampakan kartu posnya, dibandingin kartupos di luar sana, mungkin ini baisa aja. Tapi, gapapa, sensasi pas nyari kartupos ini yang luar biasa -__- Ini kartu pos aku beli di abang-abang depan kartu pos Pusat di dekat stasiun Juanda, termasuk kartupos jaman baheula kayanya kalau dilihat dari penampakan warna kertasnya dan harga yang murah meriah harga mahasiswa.

Semoga kalian selamat sampai tujuan ya Nak :')

Dengan bertukar kartu pos ini kita bisa menambah teman dan juga belajar menulis dengan Bahasa Inggris sih kalau buat aku pribadi, hehe. Ini kegiatanku yang baru, belum tahu akan berlanjut apa engga, karena setelah dihitung-hitung lumayan juga pengeluarannya kalau kita ga pintar-pintar ngatur uang untuk kegiatan ini. Dan mungkin karena aku belum dapat satu pun kiriman kartu pos dari luar sana, jadi belum dapat 'sensasi' yang greget banget, tapi sejauh ini menyenangkan kok apalagi motivasi nya dapet banget. Kita bisa melihat dunia di luar sana, meskipun belum sempat berkunjung. Kita bisa tau kalau dunia itu luas banget (sungguh Allah Maha Kaya banget ciptain semua ini), sayang banget kan kalau didiemin aja tanpa dikunjungi? Mungkin semangatnya akan naik drastis setelah dapat kartu dari luar sana apalagi tentang famous place di negara lain atau dari kota lain di Indonesoa. Yah, berdo'a saja semoga ada rejeki buat kegiatan ini kedepannya dan rezeki berkeliling dunia. Terutama ke daerah-daerah keren di Indonesia, Mekkah, Madinah dan Turki, juga yang selalu di hati kita in sya Allah, Palestina =) aamiin.

HAPPY POSTCROSSING!


Kamar Osa, 10:30 PM
Fly High!

Sunday, November 9, 2014

Kami, Lingkaran Kecil

November 09, 2014 0 Comments
Adalah cinta yang mengubah jalannya waktu
Karena cinta, waktu terbagi menjadi dua
Denganmu dan rindu untuk membalik masa
Detik tidak pernah melangkah mundur tapi kertas putih itu selalu ada 
Waktu tidak pernah berjalan mundur
Dan hari tidak pernah terulang
Tetapi pagi selalu menawarkan cerita yang baru 
(Puisi dalam mini drama AADC )

Aku gamau cerita banyak tentang puisi ini, pasti kalian udah tau kan ini puisi ada dimana? Anak yang ngeksis abis di medsos pasti tau! :p
Aku ga ngikutin filmnya yang dulu sih, tapi karena heboh bangets dari kemarin di timeline, aku jadi penasaran ada apa heboh tenan. Akhirnya aku nemu link untuk nonton mini drama Filmnya yang dulu (?). Pas aku nonton, di bagian akhir nya nemu puisi keren di atas :)

CINTA
Tema ini ga ada abis-abisnya ya dibahas dimanapun. Begitupun di kehidupanku. Dan aku akhir-akhir ini lagi jatuh cinta! bener-bener jatuh cinta! tambah-tambah cintanya! Makanya selagi jatuh cinta, sekalian aku posting aja puisi ini. Puisi ini 'ngena' sih menurutku, walaupun aku ga ngerti juga maksud nya apa, yang penting kena di hati, jadi aku bilang keren ._.v

JATUH CINTA SAMA SIAPA?
Untuk kali ini aku makin jatuh cinta sama mereka. Setiap minggu ketemu, hampir setiap hari saling sapa di grup whatsapp dan mungkin diantara kami ada yang saling mendo'akan setiap saat. Mereka itu teman-temanku #melingkar, kami bernama #LingkaranKecil. Hitungan tahun bersama, susah bareng-bareng, belajar bareng-bareng, saling ngingetin kalau ada salah, ketawa, sedih, ah semuanya bareng kalian! Semoga Allah terus merekatkan hati kita sampai kapan pun. Ana Uhibbukum Fillah, aku mencintai kalian karena Allah :')


teruntuk kalian A, Y, O, W, A, Y <3


Kamar Osa, 11.00 PM
Fly High!

Tuesday, November 4, 2014

WISATA JAKARTA : City Tour Jakarta Bus

November 04, 2014 0 Comments
Haloo! Hari ini setelah ngurus ini itu buat legalisir ijazah dan transkip nilai di kampus, aku ngeliat jam, lah masih jam 9 pagi. Ga seru banget kan, pulang jam segini, baru juga keluar rumah jam 8an. Yauda mumpung masih pagi, aku jalankan saja rencana melancongku. Daaaan melancong hari ini bertema City Tour Jakarta Bus!

Buat yang belum tau itu apa, coba cek twitternya @CityTourJakarta. Singkatnya sih ini semacam Bus rekreasi gitu yang disediain Pemkot DKI Jakarta untuk mengelilingi sebagian tempat-tepat keren dan bersejarah di Jakarta, gratis, tapi gatau juga denger-denger kabar sih sewaktu-waktu bisa berubah jadi berbayar. Nah, mumpung sekarang masih gratis, buru-buru yuk cobain bus keren ini!

9.25 AM
aku berangkat naik kereta dari Stasiun Pondok Cina. Untuk coba naik City Tour Jakarta Bus ini kita harus tunggu di halte yang udah disedian dan ada plang petunjuk tempat menunggu City Tour Bus ini. Kalau kamu naik kereta, turun di Stasiun Juanda. Kalau naik Busway, bisa naik yang ke arah Monas, turun di Halte Monas. Sebenarnya banyak juga tempat pemberhentian Bus ini, cuma aku lupa dekat sama halte busway apa aja. Biar lebih pasti cek twitternya aja ya. Biaya Stasiun Pondok Cina-Juanda, Rp 3500 saja.

sambil nunggu kereta Kota dateng :p

10.11 AM
Sampai stasiun Juanda dengan selamat! Keluar stasiun dan langsung cari stasiun penyebrangan ya dan nyebrang ke arah Masjid Istiqlal. Sampai di seberang jalan, belok kanan, jalan sedikit nanti ada Halte Masjid Istiqlal. Awalnya kurang yakin halte ini yang dimaksud salah satu halte nunggu Bus City,  eh pas liat lebih deket beneran ada plang City Tour nya. Ya Allah, deket banget dari stasiun Juanda, ku pikir harus jalan jauh :'D



Halte Masjid Istiqlal

Ga lama nunggu di halte, 10 menit kurang lebih, dateng deh busnya! dan sepiii! enaknya naik Bus ini itu di hari kerja, sepi dan ga harus ngantri :')

Jangan lupa ya, pastiin ada petunjuk gambar bus dan tulisan CityTour


sisi belakang

Sisi Samping

Masjid Istiqlal dari dalam Bus


Kondisi dalam Bus

Bus ini ada 2 tingkat, setelah aku cobain, lebih seru di lantai atas, recommended bangetlah pokoknya. Lantai 2 terdiri dari 40 kursi (ini aku ga ngitung sih, tapi baca di blog lain kataya segini), lantai dasar 20 kursi (ini aku ngitung sendiri :D).

Lantai 2, sepi~

Beberapa kursi di lantai dasar, posisi tempat duduknya begitu

Ada Polisi nya juga loh di Bus ini

Rute Bus

Rute di hari kerja sama di weekend / libur nasional kemungkinan beda, tapi yang pasti kalau di hari kerja semua halte lengkap dikunjungi :D Info lebih lanjut tanya aje MpokSiti sebutan adminnya twitter CityTourBus. Kalau tadi sih, setelah halte Masjid Istiqlal....
1. Monas 1, dekat Radio RI dan Gedung Mahkamah Konstitusi
2. Monas 2, dekat Gedung Sapta Pesona
3. Halte Balai Kota
4. Halte Sarinah
5. Lupa nama halte nya, pokoknya seberang Gedung Pollman (?)
6. Halte Museum Nasional atau Gajah
7. Halte Pecenongan
8. Halte
9. kembali ke Halte Masjid Istiqlal

oiya ini kalau aku ga salah ingat ya rutenya >.< oiya, kurang lebih perjalanan siang tadi 45 menit setiap putaran.


Sejauh ini sih, menurutku keren banget bus ini. Dingin~ nyaman~
Selama perjalanan, ada tour guide yang ngejelasin tentang jalan/gedung bersejarah yang dilewati.
Nah, setelah ngerasain sendiri, bener juga kata temen-temen yang sempet nge-review bus ini tentang lagu yang diputerin sepanjang perjalanan. Kalau tadi pas aku naikin sih, lagu yang diputer semua lagu Barat. Mungkin akan lebih kerasa feel rekreasi Jakartanya kalau lagu nya diganti jadi lagu khas daerah Jakarta :)

Monas


Ini cerita Bus rekreasi di Jakarta, semoga kesampean buat nyobain versi Bandung sama kota-kota lainnya! aamiin


Kamar Osa, 8:16 PM
Fly High!

Monday, November 3, 2014

Sehari bersama si Kota Beriman

November 03, 2014 0 Comments

Bogor, Kota Beriman


Sabtu, 1 November 2014
Halooo! Hari ini kami sekeluarga melakukan perjalanan sehari ke kota beriman! yeah.
Kota Beriman? iyes, itu sih yang tertulis di gapura selamat datang kota ini, kota Bogor.
Sampe umur bioskop saat ini, aku baru tau kalau Kota Beriman itu sebutannya Kota Bogor, ku pikir selama ini sebatas Kota Hujan~ tapi Alhamdulillah yah, sampai di Bogor disambut cuaca adem ditambah baca tagline yang buat hati adem. Bogor Kota Beriman. aamiin

Perjalanan awal kami dari rumah pukul 06.30 am. Kami memilih untuk naik bus saja, bisa sih naik kereta, cuma bakal muter-muter jauh dari stasiun Bogor ke rumah saudaraku dan lebih efisien naik Bus.

Rumahku di Ciganjur, untuk sampai ke Bogor harus naik angkutan umum 3-4 kendaraan. Kalau kamu udah punya kendaraan sendiri, ya berarti dari rumah sampai Bogor cuma butuh naik satu kendaraan. yaiyalah!

Pertama.
Naik M20 untuk sampai ke pertigaan Cilandak KKO (tempat mangkalnya bis mini/kopaja/metromini).

Kedua.
Sampai di pertigaan Cilandak, Alhamdulillah langsung disambut KoantasBima T509. Ini minibus Lebak Bulus - Kp. Rambutan. Sayangnya kita ga dapet tempat duduk disini dan harus merelakan diri untuk berdiri. Gapapa lah ya, wong cuma sebentar ini diri nya. Asiknya sih, pas kita naik ber-enam, bus ini langsung jalan tanpa ngetem lagi~

Ketiga.
Bersiap turun di Jalan Baru (Pasar Rebo kesanaannya lagi).
Kenapa ga di Kp Rambutan aja?
Bisa sih, cuma jadi makan waktu banyak karena harus ke terminal dulu. Di Jalan Baru ini, semua bus yang ke arah Bogor (kota lain juga ada) dari Kp. Rambutan pasti lewat jalan ini juga. Cuma kurang enaknya itu kita ga tau pasti berapa lama bus yang mau kita naikin itu muncul karena sistemnya untung-untungan gitu. Untung kalau cepet busnya lewat, ga untung kalau lama nunggunya dan bikin boring. Tapi selow, nunggu ga akan berasa kok kalau kita punya uang, secara disini banyaaak tukang jajanan! Ga akan berasa deh nunggunya kalau sambil ngemil. Oiya, ada kurang enaknya lagi, kita belum tentu dapet tempat duduk. #catet. kalau lagi rame-ramenya pasti dari Kp Rambutan aja udah penuh penumpang.
Nah, tujuan utama kami sebenernya ga Bogor-Bogor banget tapi lebih ke arah Selatan dari Kota Bogor, Ciawi. Untuk sampai Ciawi, aku biasanya naik Bus Besar jurusan Jakarta-Sukabumi. Kalau Jurusan sukabumi kemungkinan besar banget pasti lewat Ciawi, sedangkan kalau jurusan Jakarta-Bogor, belum tentu tuh lewat Ciawi. Setauku si itu, soalnya dari kecil naiknya yang jurusan sukabumi mulu. Kalau ternyata salah info, maapin yak :D
Alhamdulillah beruntungnya kami kemarin pas turun dari KoantasBima, eh langsung ada bus jurusan Jakarta-Sukabumi, sayangnya harus berdiri dempetmacem ikan pepes gitu, maklum penuh busnya :( cuma ga separah kalau kita naik kereta CL pagi jurusan Jakarta atau sore jurusan Bogor sih.
Oiya gais, enaknya naik dari Jalan Baru, selain menghemat waktu adalah ongkos yang lebih murah. Jadi kalau kita mau turun di Ciawi cukup bayar 8k aja. Beda cerita tapi kalau kita naiknya dari Kp Rambutan, ongkosnya bakal dihitung full sama kaya ongkos Jakarta-Sukabumi yaitu 20k. Nah, lumayan kan menghemat 12k :')


Keempat.
Alhamdulillah mendarat di Ciawi dengan selamat! Enaknya berangkat pagi itu, macetnya sedikit. Hehe
Jam 7-8 pagi aja tadi udah macet di jalan, tepatnya di persimpangan ke puncak dan ke ciawi tadi. Yang ke arah puncak, masya Allah, panjang banget antrian kendaraannya, macem uler melingker di atas pager~ panjang! Nah, yang ke arah Ciawi Alhamdulillah lancar. Jangan seneng dulu, lancar nya cuma beberapa meter aja dari simpangan tadi. Tepat di 500M sebelum Ciawi, macetmerayap! Pada ngantri gitu buat keluar pintu Tol nya.
Setelah turun di Ciawi, kami ke arah kiri, mau ke arah desa Cibeduk. Sebelum naik angkot, kita sempetin dulu buat kulineran si sepanjang toko di jalan seberang Pasar Ciawi. Menurutku sih makanan disini yang recomended itu Nasi Padang sama Bubur Ayamnya. Untuk harga relatif sama kok sama yang di Jakarta.

Kelima.
Kami langsung naik angkot deh ke arah cibeduk. Dan sekitar 30 menit kita sampai di tempat tujuan! Berangkat pukul 6.30 pagi dan sampai sini sekitar pukul 10.00 pagi.

Meninggalkan sejenak kota Jakarta dan bertemu pemandangan ini~



kami siap menghadapi dunia! tsaah

ini Ibu sama Bapak. tjie~
suatu saat nanti, akan berdiri di puncak tertinggi! aamiin
kelakuan 3 bocah ini~

Langit sedikit mendung



ibuk

6 jam di desa ini, waktunya beranjak kembali ke Jakarta

Tepat setelah sholat Ashar, Waktunya pulang! Dari sini kita harus balik ke Ciawi buat naik Bus jurusan Jakarta. kalau dari Ciawi, kita bisa naik bus apa aja yang penting jurusan Jakarta. Disesuain juga sih sama deket atau engga nya sama rumah kita. Misal nih aku baru tau kalau ternyata dari Ciawi bisa naik Bus Putih gitu (Parung Indah namanya), jurusan LebakBulus-Sukabumi dan ngelewatin jalan TB Simatupang (Cilandak KKO), ongkosnya 12k. Nah lumayan banget kan ini, dengan harga yang sama kita bisa sampe langsung ke Cilandak dengan satu kendaraan aja dan ber-AC pula. Ahamdulillah nemu yang kaya begini disaat lelah-lelahnya~



Bonus Foto ini, berasa model #melangit yak :p



Kamar Osa. 2:14 PM
Fly High!