1.Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang
paling tampan wajahnya; melainkan yang bisa membuatnya merasa sang tercantik di
dunia.
2. Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yang
paling kekar ototnya, melainkan yang mampu mendengar, memahami, & mengerti
curahan hatinya
3.Lelaki terkaya bagi wanita, bukanlah yang
terbanyak hartanya. Tapi dia yang pandai bersyukur & mengungkapkan
terimakasih padanya
4.Lelaki tershalih bagi wanita, tak sekedar
banyak ilmu agama & rajin ibadahnya; tapi juga dia yang paling mulia
akhlaqnya.
5.Lelaki terhebat bagi wanita, bukanlah yang
mampu membelikan apapun untuknya; tapi yang wajah & bahunya siap menyambut
senyum & airmata.
6.Lelaki tercinta bagi wanita; dia yang
prasangka tak mengalahkan kemuliaan budinya; yang kekesalan tak mengalahkan
pengertian & maafnya.
Teruntuk Akhwat.. 1.Wanita tercantik bagi pria terbaik; bukanlah
yang paling jelita; tapi dia yang jika dipandang memberi tenang, maka surgapun
terbayang.
2.Wanita terkuat bagi pria semangat bukanlah
yang terlihat hebat; tapi yang menundukkan diri dengan ibadat, menempatkan diri
dalam taat. 3.Wanita terdahsyat bagi pria sejati, bukan yang
pesonanya memukau banyak mata; tapi dia nan siap menjadi madrasah cinta bagi
anak-anaknya. 4. Wanita terkukuh bagi pria yang ampuh, bukan
yang tak pernah berair mata; tapi yang senyumnya meneguhkan & tangisnya
jadi pengingat taqwa. 5.Wanita paling bermakna bagi pria bahagia; dia
yang kala berpisah menenangkan, kala berjumpa menggelorakan, & tiap masa
saling menguatkan. 6.Wanita terkaya di mata pria, bukan dia yang
bertumpuk harta; tapi yang ridha pada halal semata & qana'ahnya jadi simpanan
tak fana.
Dalam ke-12 twit lalu; lebih baik bagi
Shalihin memperhatikan 6 yang awal; & bagi Shalihat 6 yang akhir; agar
ber-OBSESI, bukan EKSPEKTASI – Salim A. Fillah
B adalah teman si A, yang pada lingkungannya si A ini terkenal dengan kegiatannya di bidang LDF atau ROHIS Fakultas
B : "A, lu udah khatam Al-Qur'an berapa kali?"
A : "gatau, ga pernah ngitung"
B : "wih udah banyak dong?"
A : "hah? engga juga, tp emang ga ngitungin"
B : "ya bukan, kalau lu aja lupa udah khatam berapa, berarti ngaji gue masih kalah banyak sama lu"
A : "..." (dalam hati, intensitas ngaji gue aja naik turun gini)
Jika kita jadi seorang B, pelajaran yang dapat diambil adalah menjadi terpacu untuk lebih rajin mengaji (karena menganggap si A lebih rajin mengaji)
*Fastabiqul Khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan
Jika menjadi seorang A, entahlah rasanya mungkin seperti tertampar, tertampar bahwa dirinya yang dianggap sebagai seorang yang rajin mengaji pada kenyataannya kegiatan mengajinya pun naik turun, kadang bersemangat, terkadang untuk menambah bacaan lembaran Al-Qur'an pun tak bersemangat.
*introspeksi diri
yang paling keliatan dari dialog diatas adalah saling mengingatkan, ya walaupun mengingatkan secara tidak langsung untuk yang mendengar di sekitar maupun sang pelaku adegan :D
di terik hujan
terik? ya mengapa 'terik'?
karena derasnya hujan saat ini mengalir begitu saja bersamaan dengan panasnya situasi saat ini
situasi panas di kedua pihak, dua pihak yang bertolak belakang
menunggu waktu pun menjadi jawaban yang tepat
tepat.. untuk mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah
Di balik hijab, kain pembatas rapat antara ikhwan dan akhwat tadi..
terdengar suara lantunan kata-kata, entah suara siapa, aku pun tak begitu memperhatikan
hanya saja, ada sepenggal kalimat yang cukup indah untuk ditulis
tak hanya ditulis, ya bukan sekedar itu, tapi ini harus diaplikasikan
"Seharusnya kita punya semangat yang jauh lebih banyak daripada yang akan kita sebar"
sekilas, terdengar biasa
namun setelah dipahami lebih jauh.. ada makna terkandung di dalamnya
seandainya, kita akan menyebar 100 semangat di Bulan Ramadhan
maka kita sendiri harus memiliki (misal) 300 semangat dalam diri ini, lebih dari yang akan kita sebar
sangat tak lucu jika yang akan kita sebar 100 semangat,
tapi kita sendiri hanya memiliki 50 bahkan hanya 20 semangat
apakah akan sampai tujuan awal dr "sebar semangat" kita?
mari luruskan niat dan lekas bergerak !
Jika cobaan sepanjang sungai,
seharusnya kesabaran seluas samudera. Jika harapan seluas hamparan bumi ini,
seharusnya ikhtiar itu seluas langit yang membentang. Jika pengorbanan seluas
bumi, seharusnya keikhlasan seluas jagad raya. agar tak kecewa ketika keinginan
tak sampai, agar tak sedih ketika harapan tak tercapai, karena harus kita yakini
bahwa hanya rencana Allah lah yang terindah..