Wednesday, August 1, 2012

# kampus perjuangan # Sepenggal Cerita

# Cerita Maba

Kemarin 310712 tiba-tiba ingin membagi cerita tentang petualangan sherly di Balairung.
Balairung? Yap, kemarin bantu jaga stand CBT di dalam balairung loket VII dan stand ini wajib didatengin Maba. Awalnya sherly cuma duduk di meja sambil nge-streples-in formulir yang jumlahnya ratusan sampai ngerasain tangan seakan ‘keriting’. Yaa itu sekedar tugas sepele, tapi sangat berasa untuk ukuran tangan sherly yang imut ini. Haha

Maba-maba berdatangan bergantian duduk di barisan bangku depan stand dan sherly masih saja duduk anggun sambil #tetep nge-streples-in formulir. Sambil melihat dari kejauhan, lirak lirik, ini mana ya alumni 49 yang daftul (daftar ulang), tidak terlihat batang hidungnya. Sampai sesaat mata tertuju ke seorang Bapak yang membawa berkas layaknya Maba yg daftul, terbesitlah dalam hati (tetep masih dengan tangan dan streples)

“loh kok ada Bapak-bapak, oo mungkin mahasiswa S2 lg daftul”, pikiran sesaat sherly dalam hati

Bapak itu mendekat ke stand CBT, ternyata beliau berdua dengan seorang anak laki-laki (nah kalau yang ini seumuran Maba) dan anak itu ikutin Bapaknya terus. Akhirnya mengertilah kalau Bapak itu pasti orang tua mahasiswa yang mau daftul. Dan ternyata kemarin itu daftar ulang hanya untuk mahasiswa S1 Reguler, fix ini mah Sang Bapak si Maba :D

“oo nemenin anaknya, emang boleh ditemenin sama orang tua? Perasaan daritadi maba daftul engga ada yang sama ortunya”, bertanyalah dalam hati si sherly

Semakin mendekat, semakin mata ini jelas melihat sosok anak laki-laki tadi (eh ini bukan cari kesempatan perhatiin Maba ya -__-“). Anak laki-laki tadi berhasil membuat senyum simpul Sherly makin mengembang dan pastinya makin semangat (termasuk #tetep semangat streples-in form, yap), senyum yang sejalan dengan ‘Lacrimal’ yang entah semenjak tadi menekan airmata untuk keluar, tapi sayangnya sedang di depan banyak orang, yap sherly berhasil cegah si ‘Lacrimal’ supaya tidak bekerja mengeluarkan air mata di saat yang tidak tepat :’)

Hati pun terenyuh melihat sosok maba itu mendekat bersama Bapaknya. Tak disangka mereka duduk di barisan depan stand CBT, tepat di depan Sherly yang #tetep lagi duduk anggun streples-in form. Langsunglah mata ini menangkap bayangan sosok maba yang daritadi menarik perhatian, memastikan penglihatan jarak jauh tadi tak salah, memastikan bahwa senyum ini tak salah mengembang.

Ya benar tidak salah, kenapa hati ini terenyuh? Kenapa seakan semangat tercharge?
Ketika terlihat jelas, (maaf) mata sang adik maba ini mengalami kekurangan, tak sinkron antara mata kanan dan kiri letaknya, sepertinya membuat penglihatannya pun terganggu. Entah si adik ini tuna netra atau hanya terganggu penglihatannya yang pasti kemarin saat daftar ulang, Sang bapaklah yang aktif dalam proses daftar ulang menemani dirinya.

Hati-nya mungkin selalu membersihkan diri, selalu bersyukur walaupun dengan keterbatasan yang ada di dirinya , dan di balik keterbatasan itu pasti ada semangat yang tinggi, saking tingginya bisa menembus jalur masuk UI, bisa menerobos ratusan ribu saingannya di luar sana.

Semakin dekat, semakin jelas, hebatlah si adik ini dengan kekurangannya dia berhasil menjadi Mahasiswa dari Universitas yang diincar ratusan ribu anak di luar sana.
Semakin dekat, semakin jelas bahwa tak ada batas dalam usaha asalkan keinginan itu selalu ada.
Semakin dekat, semakin jelas mengukir sejarah tak terbatas kesempurnaan, kekurangan pun bisa mengukirnya.

Sesaat merasa terpukul, ini Sherly yang Alhamdulillah normal sudah melakukan apa ya? Selama ini semangat kuliahnya ada ga ya? Sudah bersyukur belum?
Sesaat setelahnya, tercharge-lah semangat untuk jadi yang lebih baik lagi, ingin maksimal mengejar impian, seperti adik Maba tadi, semoga Istiqomah J
Sesaat kemudian, sepasang Bapak dan anaknya tadi bergerak meninggalkan loket VII dan beranjak ke loket berikutnya meninggalkan kami. Tapi semangat dan motivasi dari sang adik tetap disini, sekalipun ia mungkin tak menyadari bahwa langkahnya menginspirasi orang di sekitarnya.

Terukir senyum dan berkata “Terima Kasih sudah memotivasi, Terima kasih karena mengingatkan diri ini untuk selalu bersyukur, Terima kasih karena mengajarkan bahwa kekurangan memang bukan menjadi penghalang untuk terus membuat jejak-jejak hebat kehidupan J

“Karena Mata bisa jadi buta, Mulut bisa saja bisu, Telinga bisa tertakdir tuli.
Tapi hati, segumpal daging di tubuh ini tetap bisa melihat, mendengar dan berbicara jauh melebihi kapasitas yang terlihat orang lain”

Malam hari, di ruang depan

2 comments:

  1. keren sher! menginspirasi :'( itu mabanya fakultas apa sher?

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah gatau nik fakultas apa, ga merhatiin soalnya kan lagi anggun duduk ngestreplesin.. ada lagi nik, 1 maba perempuan, hebat deh, juga punya kekurangan di bagian tubuhnya tapi masih tetep bisa senyum pas daftul kemarin :'D

      Delete